Tenganan adalah
sebuah desa tradisional di pulau Bali.
Desa ini terletak di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem di sebelah timur pulau Bali. Tenganan bisa dicapai
dari tempat pariwisata Candi Desa dan letak
kira-kira 10 KM dari sana.
Desa
Tenganan merupakan salah satu desa dari tiga desa Bali Aga selain Trunyan dan Sembiran.
Yang dimaksud dengan Bali Aga adalah desa yang masih mempertahankan pola hidup
yang tata masyarakatnya mengacu pada aturan tradisional adat desa yang
diwariskan nenek moyang mereka. Bentuk dan besar bangunan serta pekarangan,
pengaturan letak bangunan, hingga letak pura dibuat dengan mengikuti aturan
adat yang secara turun-temurun dipertahankanan.
Dapat dilihat dari lingkungannya, adat istiadat, pakaian dan alat alat yang ada di desa ini semuanya masih sangat tradisional. Desa ini merupakan desa tertua di Bali.
Penduduk desa Tenganan, memiliki tradisi
yang sangat unik. Setiap tahun pada pertengahan bulan Juli, digelar tradisi
mageret pandan (perang pandan). Yaitu ritual sepasang pemuda desa, saling sayat
menggunakan duri – duri dari daun pandan di atas panggung mereka. Akibat
sayatan duri daun pandan tersebut, akan menimbulkan luka di punggung pemuda
desa. Setelah selesai perang pandan, luka akan diobati dengan obat tradisional
antiseptik dari bahan umbi – umbian. Saat diolesi obat, punggung para pemuda
akan terasa sangat perih. Luka tersebut akan mengering dan sembuh dalam
beberapa hari. Tradisi ini dilakukan untuk melatih mental dan fisik warga desa
Tenganan. Namun, jika kamu datang di bulan selain di bulan juni tenang saja disana masih tersedia pertunjukan masyarakat asli Tenganan memainkan alat musik dan menyanyikan lagu yang turun temurun dari nenk moyang mereka.
Sejak dulu, masyarakat Desa Tenganan juga telah
dikenal atas keahliannya dalam menenun kain Gringsing. Cara pengerjaan
kain gringsing ini disebut dengan teknik dobel ikat. Teknik tersebut merupakan
satu-satunya di Indonesia dan kain gringsing yang dihasilkan terkenal istimewa
hingga ke mancanegara. Dan gambar berikut merupakan alat untuk membuat kain dari desa Tenganan yang harganya sangat tinggi :D
Masyarakat Tenganan mengajarkan dan memegang teguh
konsep Tri Hita Karana (konsep dalam ajaran Hindu) dan mewujudkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Tri berarti tiga dan Hita Karana berarti penyebab
kebahagiaan untuk mencapai keseimbangan dan keharmonisan. Tri Hita Karana
terdiri dari Perahyangan (hubungan yang seimbang antara manusia dengan Tuhan),
Pawongan (hubungan harmonis antara manusia dengan manusia lainnya), dan
Palemahan (hubungan harmonis antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya. Hal tersebut dapat dilihat dari setiap pajangan dinding yang menempel pada dinding rumah. Banyak sekali pajangan yang memajang dewa dewa Hindu.
Jadiii, apakah kamu tertarik untuk datang ke Desa Tenganan?
Tertarik sih , tapi sebelum ke desa tenganan.. kayanya lebih tertarik menikmati suasananya kota di bali dulu deh haha
BalasHapusHehe boleh, ini referensi untuk yang ingin ke Bali dengan suasana yang berbeda aja. Atau yang pusing dengan rutinitas perkotaan sehingga membuat orang ingin menyepi desa ini bisa menjadi salah satu tempat yang bisa dikunjungi :D
BalasHapushayuuk ke bali..
BalasHapusUniversitas Djuanda